GATRAONLINE.COM | Jakarta Utara, 10 Oktober 2025 — Sekolah Olahraga Rakyat (SOR) terus memperkuat komitmennya dalam membina generasi muda melalui kegiatan olahraga yang terarah, inklusif, dan berkelanjutan. Sebagai wadah pembinaan masyarakat, SOR berupaya menghadirkan kesempatan bagi anak-anak dan remaja untuk menyalurkan minat, bakat, serta potensi di bidang olahraga, khususnya di wilayah Jakarta Utara.
Presiden Sekolah Olahraga Rakyat, Akbar Solihin, menjelaskan bahwa pembentukan SOR berawal dari keprihatinan terhadap minimnya akses olahraga yang dapat dijangkau oleh masyarakat luas. Oleh karena itu, SOR hadir dengan semangat gotong royong untuk membangun budaya olahraga sejak dini.
> “Sekolah Olahraga Rakyat hadir agar olahraga benar-benar menjadi milik masyarakat. Kami ingin mengembalikan semangat olahraga sebagai sarana pendidikan karakter, pembentukan disiplin, serta wadah kebersamaan bagi generasi muda,” ujar Akbar Solihin.
Lebih lanjut, Akbar menyampaikan bahwa SOR tidak hanya fokus pada aspek prestasi, tetapi juga menanamkan nilai-nilai positif seperti sportivitas, kerja sama, dan tanggung jawab sosial. Program latihan yang dijalankan pun disesuaikan dengan kemampuan peserta didik, sehingga dapat diikuti oleh semua kalangan tanpa hambatan ekonomi.
> “Kami ingin melahirkan generasi yang kuat secara fisik, tangguh secara mental, dan berjiwa sosial tinggi. Pembinaan olahraga tidak boleh berhenti di kompetisi, tetapi harus berlanjut menjadi pembinaan karakter,” tambahnya.
Ke depan, Sekolah Olahraga Rakyat berencana memperluas jangkauan program ke berbagai wilayah di Jakarta Utara dan menjalin kerja sama dengan sekolah-sekolah, lembaga kepemudaan, serta pihak swasta yang memiliki visi serupa.
Melalui sinergi tersebut, diharapkan gerakan olahraga berbasis masyarakat ini dapat menjadi contoh nyata bagaimana partisipasi warga dapat berperan aktif dalam membangun generasi muda yang sehat, berprestasi, dan berdaya saing.
> “Prinsip kami sederhana: dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Olahraga harus menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, bukan sekadar kegiatan tambahan,” tutup Akbar Solihin.